Betapa mengharukan saat orang tua
bilang anaknya itu belom bisa dilepas karena mereka masih butuh dimanja oleh
orang tuanya.
Saat SMP seorang anak sebut saja
S, orang yang termasuk biasa saja, bisa di bilang lumayan pinter, sebenarnya
bukan pinter, namun lebih cocok di bilang rajin.
Hoby 1 main yang ke 2 dolan yg k
3 playing *HAHAH ! sama aja* hoby basket sering main bareng temen basket, pergi
lah kesana kemari. Ke greja hampir tiap hari kalo ada pelayanan. :D
Terkadang seorang anak menganggap
bahwa indahnya masa-masa saat dia masih kecil. Namun tak terlepas dari itu
seorang anak juga pasti akan memikirkan apakah yang akan ia perbuat di masa ia
bekerja? Apakah seperti orang tuanya? Atau lebih sukses? Atau ia akan mencari
suami yang punya “GOOD FUTURE”?
Apalah arti seorang anak SMP
memikirkan jauh saat ia bekerja? Dalam sebuah pikiran anak SMP masih banyak
gejolak, untung wkatu itu masih alim si S ini. Sebetulnya memang belum siap
pacaran dan sialnya ada insiden dan krg dr 1 bulan putus. Bener-bener gag ada Chemistrynya
-,- *bodohnya si S ini*
Setelah masuk ke SMA, si S yang
dulunya rajin dan biasa aja punya temen yang bener-bener beda banget. Temen yang buat dia semangat
belajar, dan smt 1 lewat sudah, smt 2 si S senenng banget dong ranking 1 \m/
Masuk kelas 2 di terimalah hasil
mid semester dan ternyata semua nilainya turun, si S muai frustasi.
Mamanya pun bertanya “kenapa kamu
gak bisa ngikutin pelajarannya pa? Apa mau les aja?”
dengan semangat si S jawab “les
juga gak papa.”
Dalam pikiran sebuah anak kecil
yang memang lingkunganya berubah menjdi anak IPA dengan “mind set” yang berbeda
saat ia SMP. Ia mulai berpikir bagaimana aku membanggakan orang tuaku? Memang
sebelum itu si S pernah di kasi tau tantenya yang aku pikir tantenya amat
sangat bijak,
begini katanya “orang tua akan membanggakan anaknya jika seorang anak terlihat
sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, kamu punya GOOD FUTURE menurut tante,
kamu pinter kamu bakal bisa ngalahin saudara sepupumu yang memang terlihat
pinter, kamu lebih bisa bergaul sama orang lain. Tante pikir semua positif uda
ada di kamu, mulai sekarang kamu harus rubah pikiran bahwa setelah sekolah aku
mau jadi apa. Aku harus lebih dari orang tuaku, dengan demikian orang tuaku
akan bangga dengan apa yang aku raih.”
Berubahlah mind set si S ini, ia
belajar bener-bener, ia mulai cari-cari universitas, cari ada peluang apa sih
di sini, di sana ada peluang apa, semua peluang ia coba. Namun jalan yang ia
tempuh salah, ia tidak bercerita pada orang tuanya.
Ada sebuah pertentangan yang
memang berbeda :
- Orang tua yang mind setnya menganggap tugas anak itu membantu orang tua
- Anak yang mind setnya tugas anak meringankan beban orang tua
Mungkin ada arti yang sama, namun
terlihat sangat berbeda jika di singkronisasikan dengan apresiasinya :
- Orang tua menginginkan anaknya tetap pintar belajar dan tidak boleh ergi karena kewajibannya membantu orang tua.
- Anak menginginkan bahwa dia harus cari relasi yang banyak untuk mencari good future sehingga di masa mendatangnya ia mampu meringankan beban orang tua dan justru ia dapat membantu orang tuanya.
Sebuah kepedihan yang terkadang
membuat anak tidak mengerti maksud orang tua dan orang tua tidak mengerti
anak,karena mereka tidak akan berbicara tentang sesutu yang mungkin itu
menyesakkan.
"seseorang tidak akan bisa dipaksa untuk berbicara apa yang tidak ingin ia bicarakan kepada orang lain, belajarlah tau dari perbuatan yang dilakukan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar