Jumat, 05 April 2013

pengemis dan kesenggangan strata sosial ._.

hai hai.. kali ini aku mau berpikir lebih politis dulu...

kapan lalu itu ketemu pengemis di perempatan jalan gitu.. tepatnya di prempatan UGM..
dan di sana banyak pengemis seperti biasa..mungkin waktu itu umur pengemis itu cuma 10-13 tahunan.. mungkin SD atau SMPan..
tapi mereka gak sekolah..
entah mereka tinggal dimana..

waktu itu lampu sedang merah, dan aku berenti untuk ikuti peraturan..
tiba-tiba 2 anak laki-laki menghampiri dan memimta-minta..
saya bukan orang yang biasa memberi pengemis, karena saya berpikir itu tidak mendidik mereka untuk berusaha lebih..
coba bayangin penghasilan pengemis sehari bisa mencapai 80-120ribu sehari.. sedangkan orang yang bekerja di kantor mungkin mendapat 2jt perbulan dan uang makan perhari 25.000 itu lebih sedikit dari penghasilan pengemis perhari -_-
dan ini yang aku gak habis pikir.. mereka meminta dan bilang gini

"kak minta sedekahnya dong.. mau buat beli bom ini.. buat ngebom orang-orang kaya"

bayangin segitukah bencinya mereka sama orang-orang yang mereka anggep kaya? tapi sebenernya dari penghasilan mereka itu lebih banyak dari orang yang mereka anggep kaya?
dimanakah pikiran sehat mereka?
dimanakah otak mereka untuk sesama? apakah membunuh orang hanya karna status sosial?
bukankah mereka sendiri yang membuat dan berpikir diri mereka miskin?
ketika mereka berpikir mereka kaya, maka itu terjadilah..
apakah mereka sebut mengemis itu bekerja? mengemis itu sama sekali BUKAN bekerja !
apakah ajaran orang tua mereka tentang orang kaya?
bagaimana orang tua itu mengajarkan anaknya untuk bekerja?
bagaimana orang tua memberi pengetahuan tentang keadaan dirinya dan ekonomi keluarganya?
bagaimana anak itu tau tentang bom?
bagaimana tidak ada kekerasan dalam dunia ini jika pengemis saja sudah berpikir untuk berbuat kriminal semacam itu?
bagaimana anak 10 tahun yang seharunya masih bermain dan bersenang-senang dengan dunianya sudah berpikir jahat dan mencari uang dengan cara yang tidak benar?
apakah segitu besar jarak antara status sosial di Indonesia ini?
apakah ke iri dengkian antar orang dengan perbedaan status sosial itu sampai dengan pembunuhan nyawa?

begitu banyak pertanyaan yang tidak bisa di jawab dengan batini ini..
begitu banyak pikiran yang mengganggu...
sampai sekarang.. kata-kata pengemis itu masih melekat di hati..
tak habis pikir....

saat lampupun sudah hijau.. aku pergi dan meninggalkan pengemis itu dengan penuh rasa iba..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar